Perilaku Organisasi

  • STUDI ORGANISASI

Studi organisasi adalah telaah tentang pribadi dan dinamika kelompok dan konteks organisasi, serta sifat organisasi itu sendiri. Setiap kali orang berinteraksi dalam organisasi, banyak faktor yang ikut bermain. Studi organisasi berusaha untuk memahami dan menyusun model-model dari faktor-faktor ini. Seperti halnya dengan semua ilmu sosial, perilaku organisasi berusaha untuk mengontrol, memprediksikan, dan menjelaskan. Namun ada sejumlah kontroversi mengenai dampak etis dari pemusatan perhatian terhadap perilaku pekerja. Karena itu, perilaku organisasi (dan studi yang berdekatan dengannya, yaitu psikologi industri) kadang-kadang dituduh telah menjadi alat ilmiah bagi pihak yang berkuasa. Terlepas dari tuduhan-tuduhan itu, Perilaku Organisasi dapat memainkan peranan penting dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Meskipun studi ini menelusuri akarnya kepada Max Weber dan para pakar yang sebelumnya, studi organisasi biasanya dianggap baru dimulai sebagai disiplin akademik bersamaan dengan munculnya manajemen ilmiah pada tahun 1890-an, dengan Taylorisme yang mewakili puncak dari gerakan ini. Para tokoh manajemen ilmiah berpendapat bahwa rasionalisasi terhadap organisasi dengan rangkaian instruksi dan studi tentang gerak-waktu akan menyebabkan peningkatan produktivitas. Studi tentang berbagai sistem kompensasi pun dilakukan. Setelah Perang Dunia I, fokus dari studi organisasi bergeser kepada analisis tentang bagaimana faktor-faktor manusia dan psikologi mempengaruhi organisasi. Ini adalah transformasi yang didorong oleh penemuan tentang Dampak Hawthorne. Gerakan hubungan antar manusia ini lebih terpusat pada tim, motivasi, dan aktualisasi tujuan-tujuan individu di dalam organisasi. Para pakar terkemuka pada tahap awal ini mencakup:
• Chester Barnard
• Henri Fayol
• Mary Parker Follett
• Frederick Herzberg
• Abraham Maslow David McClelland
• Victor Vroom

  • PERILAKU INDIVIDU PENGARUH TERHADAP ORGANISASI
Setiap hari kita selalu mendengar orang memperbincangkan organisasi atau membaca mengenai permasalahan organisasi. Tidak peduli apapun bentuk, sifat, macam dan tujuannya. Hal ini kita tidak perlu heran karena usia organisasi adalah sama dengan usia manusia itu sendiri. Banyak kebutuhan walaupun tidak semuanya dipenuhi melalui kegiatan orang lain, bahkan hanya dengan bekerja bersama-sama dengan orang-orang lain itulah aktivitas manusia dapat berlangsung secara lebih efisien, efektif dan bermakna. Semakin kompleks kehidupan manusia, akan semakin tinggi pula tuntutan akan kemampuan mengorganisasikan seluruh satuan-satuan kerja yang ada di dalamnya. Pengembangan peradaban dan juga keberhasilan program membangun, sebenarnya ditentukan oleh kemampuan untuk mengorganisasi sumberdaya itu, dengan kata lain organisasi diperlukan untuk memelihara dan mengembangkan perikehidupan manusia, kemudian muncul satu ilmu yang secara tersendiri memusatkan perhatian pada organisasi. Ilmu yang dimaksud adalah ilmu organisasi.
Organisasi dapat pula dipandang sebagai satu fenomena administrasi sehingga sering orang menyebutnya dengan “organisasi administrative”. Organisasi dapat kita temukan dalam setiap aspek kegiatan manusia, dan karena organisasi ini terdiri dari orang-orang yang berkumpul untuk mencapai satu tujuan. Karena orang-orang itu terdiri dari individu-individu maka tentunya memiliki karakter dan perilaku yang berbeda-beda. Dalam hal ini karena periaku setiap individu berbeda-beda yang mana perilaku seseorang  itu bisa saja berubah sesuai dengan tingkat kualitas SDMnya.
Dan yang ingin kami bahas adalah masalah “Pengaruh Perilaku Individu Terhadap Kinerja Organisasi”. Adapun yang menjadi alasannya karena ingin mengetahui apa dan bagaimana seharusnya agar kinerja organisasi itu baik dan tujuannya tercapai sesuai harapan.


  • PERILAKU KELOMPOK & INTERNASIONAL

A. Definisi dan Klasifikasi kelompok

Kelompok didefinisikan sebagai dua individu atau lebih, yang berinteraksi dan saling bergantung untuk mencapai sasaran-sasaran tertentu. Kelompok dapat bersifat formal maupun informal. Kelompok formal adalah kelompok yang ditetapkan oleh struktur organisasi, dengan penegasan yang ditunjuk untuk menjalankan tugas-tugas. Dalam kelompok  Dalam kelompok formal, perilaku-perilaku yang seharusnya dtunjukkan dalam kelompok ditentukan oleh dan diarahkan untuk tujuan organisasi.

Kelompok-kelompok sering terbentuk karena masing-masing anggota mempunyai satu atau lebih karakteristik yang sama. Kami menyebut formasi ini kelompok persahabatan persekutuan social, yang sering dikembang luaskan dari situasi kerja.

B. Tahap-Tahap Perkembangan Kelompok

Pada umumnya kelompok-kelompok mengikuti suatu urutan baku dalam evolusi mereka. Kami menyebut urutan ini model lima tahap dari perkembangan kelompok

Tahap Pembentukan (forming)

Tahap pembentukan ini dicirikan oleh banyak sekali ketidakpastian mengenai maksud, struktur dan kepemimpinan kelompok. Para anggota mengujicoba untuk menentukan tipe-tipe perilaku apakah yang diterima baik Tahap ini selesai para anggota telah memulai tentang berpikir tenang diri mereka sendiri sebagai bagian dari suatu kelompok.

Tahap Keributan (storming)

Tahap Keributan adalah tahap konflik di dalam kelompok. Para anggota menerima baik eksistensi kelompok, tetapi melawan kendala-kendalayang dikenakan oleh kelompok terhadap individualis. Lebih lanjut, ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok. Bila tahap ini telah lengkap, terdapat suatu hierarki yang relative jelas dari kepemimpinan di dalam kelompok.

Tahap Penormaan (norming)

Tahap Penormaan adalah tahap dimana hubungan yang karibdan kelompok memperagakan kesalingtarikan. Sekarang ada rasa yang kuat akan identitas kelompok dan persahabatan. Tahap ini selesai bila struktur kelompok telah kokoh dan kelompok itu telah menyerap perangkat harapan bersama dari apa yang menetapkan perilaku anggota yang benar.

Tahap Pelaksanaan (performing)

Pada titik ini struktur itu telah sepenuhnya fungsional dan diterima baik. Energi Kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain ke kepelaksanaan tugas di depan mata.

Tahap Penundaan (adjourning)

Dalam tahap ini, kelompok mempersiapkan pembubaran. Kinerja tugas tinggi tidak lagi merupakan prioritas puncak kelompok itu. Sebagai gantinya, perhatian diarahkan ke penyelesaian aktivitas. Respon anggota kelompok beraneka dalam tahap ini. Beberapa merasa puas, dengan bersenang-senang dalam prestasi kelompok. Yang lain mungkin murung akan hilngnya persahabatan yang diperoleh selama kehidupan kelompok kerja itu.

C. Karakteristik kepribadian

Ada banyak sekali riset tentang hubungan antara cirri kepribadian serta sikap dan perilaku kelompok. Kesimpulan umum adalah bahwa atribut yang cenderung, mempunyai konotasi positif dalm budaya kita cenderung berhubungan positif terhadap produktifitas, semangat dan kekohesian kelompok. Ini mencangkup ciri-ciri seperti misalnya kemahiran bergal, inisiatif, keterbukaan dan kelenturan. Konrtras dengan itu, karakteristik yang dievaluasi secara negative seperti misalnya otoritariarisme, dominasi dan tidakkonvensionalan cenderung berhubungan secara negative dengan variabel-variabel bergantung. Ciri-Ciri kepribadian ini mempengaruhi bagaimana individu itu berinteraksi dengan anggota kelompok yang lain.

D. Stuktur Kelompok

Kelompok kerja gerombolan yang tidak terorganisasi. Kelompok kerja mempunyai suatu struktur yang membentuk perilaku anggotanya dan memungkinkan untuk menjelaskan dan meramalkan bagian besar dari perilaku individual di dalam kelompok itu sendiri.

E. Peran

Semua anggota adalah aktor, masing-masing memainkan suatu peran. Yang kami maksud dengan istilah ini adalah seperangkat pola perilaku yang diharapkan dikaitkan pada seseorang yang menduduki suatu posisi tertentu dalam suatu unit


Banyak ahli dalam Hubungan Internasional berasumsi bahwa dalammelakukan tindakan internasional, individu tidak akan melakukannya sendirian,
melainkan melakukan tindakan dalam kelompok. Sebagaimana Mas’oed menyatakan
bahwa:
“peristiwa internasiona
l sebenarnya ditentukan bukan oleh individu, tetapioleh kelompok kecil (seperti kabinet, dewan penasehat keamanan, politburodan sebagainya) dan oleh organisasi, birokrasi, departemen, badan-badanpemerintahan, dan sebagainya
” (1990:46).
Untuk itu, dalam memahami permasalahan dan isu-isu serta fenomena di duniaHubungan Internasional terutama dalam upaya memahami fenomena yang penulisangkat, penulis menggunakan tingkat analisa perilaku kelompok sebagai induk dariunit analisa WOSM yang dalam hal ini adalah Organisasi Internasional.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


This is me!

Pengikut