Perputaran Uang di Perbankan, Konsumen, Pengusaha Kasus Bank "SITI"

Perputaran Uang di Perbankan, Konsumen, Pengusaha Kasus Bank "SITI"

A adalah sebagai investor yang menyimpan uang nya kepada Bank “SITI” dan si B yang meminjam uang sebesar Rp.100.000.000,00 kepada Bank. Resiko Bank dalam melakukan peminjaman ke pada si B yaitu apabila si B mengalami kecelakaan, meninggal, bangkrut atau kabur tanpa kabar, Bank “SITI” mengantisipasi untuk tidak terjadi Interest Spread dengan mencari kerja sama dengan si A untuk membangun sebuah PT dengan tujuan mencari bunga pendapatan untuk mendapat keuntungan.

Dengan kerja sama antara Bank “SITI” dan si A membangun PT.ITIS sebagai leasing dan membuat suatu usaha bernama AHM untuk si C yang berkeinginan memiliki kendaraan bermotor akan tetapi tidak sanggup membeli cash dan dapat menyicil ke PT.ITIS.

Si A pun melakukan pasar modal untuk mengantisipasi jikalau Bank ”SITI” mengalami kebangkrutan agar si A merasa aman dengan uang yang telah disimpan pada Bank tersebut.

Human Trafficking (Perdagangan Manusia)

BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang
Pada abad ke-21 ini, kita masuk ke dalam era globalisasi, di mana tidak ada batasan lagi antar negara di seluruh dunia. Saat ini, negara-negara di dunia telah terikat hubungan sehingga tercipta suatu ketergantungan, baik dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, dan masih banyak lagi aspek dalam kehidupan. Globalisasi menjadi hal yang membawa dampak dan pengaruh bagi negara, baik dampak positif maupun dampak negatif.
Dari semua dampak negatif yang ditimbulkan oleh era globalisasi, terdapat satu dampak yang menjadi masalah serius di negara Indonesia. Salah satu dampak tersebut adalah terjadinya kasus perdagangan manusia. Kasus ini sudah tidak asing lagi. Banyak sekali berita yang beredar di media massa mengenai kasus perdagangan manusia. Tidak hanya negara berkembang saja yang memiliki kasus perdagangan manusia. Bahkan, pada negara-negara maju pun kasus seperti ini sangat sering ditemui. Masalah ini merupakan masalah yang sangat sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Isu mengenai perdagangan manusia yang diangkat akan terus dibicarakan sepanjang waktu. Hal tersebut dikarenakan masalah mengenai perdagangan manusia sudah sangat mengakar dan membudaya dalam kehidupan sehari-hari.

Perdagangan Bebas di ASEAN

Pendahuluan

Dewasa ini kerjasama ekonomi regional diperkirakan akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan ekonomi internasional. Menguatnya ratifikasi hubungan kerjasama antar negara satu blok menandakan tengah berlangsung suatu pola yang menghendaki adanya komunitas yang memunculkan mutualisme dalam interaksinya. Sebut saja seperti NAFTA (North Atlantic Free Trade Agreement), EU (Europe Union), LAFTA (Latin America Free Trade Association), ACC (Arab Cooperation Council) dan AFTA (ASEAN Free Trade Area).

Melihat sedemikian beragamnya komunitas kerjasama ekonomi regional yang ada menandakan bahwa ekonomi memiliki kekuatan tersendiri. Tidak mengherankan bila ekonomi dibanyak kerjasama kawasan dijadikan pilar bagi perkembangan organisasi tersebut. Sebut saja Europen Union, menjadikan ekonomi sebagai sentral kerjasamanya yang implementasinya berupa kesepakatan pembagian kerja, yaitu melakukan spesialisasi produk demi peningkatan efisiensi produksi perdagangan serta ditunjang dengan kebijakan proteksi terhadap impor produsen di luar blok. Kemudian ada ASEAN yang menjadikan ekonomi sebagai salah satu pilar diantara yang lain seperti sosial-budaya dan keamanan. Belajar dari kawasan yang lain seperti Amerika dan Eropa, ASEAN semakin yakin dengan agenda ekonomi regionalnya yang melalui Economic Community, pada 2020 langkah-langkah seperti mengokohkan dasar bagi perdagangan barang, jasa, investasi teknologi dan sumber daya manusia antaranegara ASEAN akan semakin diupayakan.

Kekerasan Fisik Terhadap Anak

Kekerasan pada anak adalah hal yang tidak patut dilakukan oleh orang tua. Hal seper ini bisa diartikan pada Kekerasan Fisik Terhadap Anak. anak yang diperlakukan seperti ini akan menanamkan moral, perkembangan yang tidak baik pada anak.


Untuk membantu perkembangan anak baik secara fisik maupun psikologi orantua harus menggunakan cara yang benar dan positif. Beberapa orang tua berpikir bahwa disiplin itu berarti memberikan hukuman fisik kepada anak seperti memukul, melakukan kekerasan fisik, berteriak atau mengancam anak. Ini tidak dilakukan oleh orang tua


Pengaruh kekerasan fisik pada anak

Anak-anak belajar dari contoh apa yang dia lihat. Sejumlah studi menunjukkan bahwa model yang paling berpengaruh dalam kehidupan seorang anak adalah orang tua mereka. Sangat penting bahwa orang tua bertindak sebagai contoh untuk anak mereka sendiri. Menggunakan hukuman fisik atau menyakiti mereka agar berhenti dari kenakalan mereka sangat tidak baik. 


Berikut pengaruh kekerasan yang dilakukan orangtua pada anak
  • Kerusakan pada hubungan orang tua-anak yang sangat berharga
  • Hilangnya rasa Percaya diri pada anak
  • Kemungkinan cedera fisik dan psikologis
  • Kehilangan Hak kebebasan pada anak
  • Pemberian contoh yang tidak baik pada anak
  • Awal timbulnya ketidak harmonisan pada keluarga
  • Menceriminkan image yang kurang baik pada orang tua dimata anak
  • Hilangnyaarti keadilan anak

Hal-hal yang dirasakan oleh anak yang mendapatkan kekerasa fisik
  • Mereka merasa Anda tidak adil
  • Anak mungkin mencoba berbohong untuk menghindari kekerasan fisik
  • Mereka merasakan bahwa anda tidak suka dengan mereka
  • Mencoba melakukan hal yang tidak diinginkan, seperti kabur dari rumah, bahkan bunuh diri
  • Mencoba melakukan hal yang nekat, dalam bentuk melawan secara fisik
  • Mereka merasa tertekan dengan kelakuan yang telah anda terapkan (hukuman fisik)
  • Mereka merasa tidak mendapatkan perhatian yang spesial dari anda
Menurut anda, anda telah melakukan hal yang baik, anda telah membuat peraturan kedisiplinan yang paling baik dalam keluarga anda. Padahal yang anda lakukan itu bukanlah hal yang baik. Dengan melakukan kekerasan fisik pada anak sebagai bentuk kedisiplinan yang anda terapkan anak anda berhasil sesuai dengan apa yang anda harapkan. Akan terjadi kemungkinan, seandainya anda melakukan hal yang lain dalam menerapkan kedisiplinan pada anank anda selain kekerasan fisik, seperti berkomunikasi dengan baik, menyelesaikan secara dingin anak anda akan berhasil bahkan lebih dari apa yang telah mereka capai sekarang.

Cobalah untuk menjelaskan hal-hal kepada anak Anda dengan cara yang sesuai dengan tingkat perkembangan anak anda dan jangan lupa untuk rasa rendah diri Anda. Anak-anak memerankan perasaan mereka melalui perilakunya sesuai dengan perkembangannya, sehingga sangat penting untuk memahami perasaan di balik perilaku mereka. Jika Anda tahu alasan untuk kenakalan anak Anda atau perasaan anak anda, Anda dapat memecahkan masalah-masalah yang mendasar. So STOP KEKERASAN PADA ANAK

Sumber: Here!

Karangan

Karangan adalah suatu karya tulis hasil dari kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan menyampaikanya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Lima jenis karangan yang umum dijumpai dalam keseharian adalah narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
Karangan dibedakan menjadi 3 bagian yaitu:
  1. Karangan Ilmiah
  2. Karangan non ilmiah
  3. Karangan Ilmiah Populer


  1. Karangan Ilmiah
Karangan Ilmiah atau yang sering disebut karya ilmiah adalah karangan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karangan non ilmiah dan karangan popular memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya, di dalam makalah ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan tersebut.

Hal-hal yang harus ada dalam karya ilmiah antara lain:

1. Karya tulis ilmiah memuat gagasan ilmiah lewat pikiran dan alur pikiran.2. Keindahan karya tulis ilmiah terletak pada bangun pikir dengan unsur-unsur yang menyangganya.3. Alur pikir dituangkan dalam sistematika dan notasi.4. Karya tulis ilmiah terdiri dari unsur-unsur: kata, angka, tabel, dan gambar,yang tersusun mendukung alur pikir yang teratur.5. Karya tulis ilmiah harus mampu mengekspresikan asas-asas yang terkandungdalam hakikat ilmu dengan mengindahkan kaidah-kaidah kebahasaan.6. Karya tulis ilmiah terdiri dari serangkaian narasi (penceritaan), eksposisi(paparan), deskripsi (lukisan) dan argumentasi (alasan).
Ciri – Ciri Karya IlmiahDalam karya ilmiah ada 4 aspek yang menjadi karakteristik utamanya, yaitu :a. struktur sajianStruktur sajian karya ilmiah sangat ketat, biasanya terdiri dari bagian awal (pendahuluan), bagian inti (pokok pembahasan), dan bagian penutup. Bagian awal merupakan pengantar ke bagian inti, sedangkan inti merupakan sajian gagasan pokok yang ingin disampaikan yang dapat terdiri dari beberapa bab atau subtopik. Bagian penutup merupakan simpulan pokok pembahasan serta rekomendasi penulis tentang tindak lanjut gagasan tersebut.b. komponen dan substansiKomponen karya ilmiah bervariasi sesuai dengan jenisnya, namun semua karya ilmiah mengandung pendahuluan, bagian inti, penutup, dan daftar pustaka. Artikel ilmiah yang dimuat dalam jurnal mempersyaratkan adanya abstrak.c. sikap penulisSikap penulis dalam karya ilmiah adalah objektif, yang disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa impersonal, dengan banyak menggunakan bentuk pasif, tanpa menggunakan kata ganti orang pertama atau kedua.d. penggunaan bahasaBahasa yang digunakan dalam karya ilmiah adalah bahasa baku yang tercermin dari pilihan kata/istilah, dan kalimat-kalimat yang efektif dengan struktur yang baku.

Selain ciri-ciri diatas karangan ilmiah juga mempunyai ciri-ciri, antara lain:
  • Kejelasan. Artinya semua yang dikemukakan tidak samar-samar, pengungkapan maksudnya tepat dan jernih.
  • Kelogisan. Artinya keterangan yang dikemukakan masuk akal.
  • Kelugasan. Artinya pembicaraan langsung pada hal yang pokok.
  • Keobjektifan. Artinya semua keterangan benar-benar aktual, apa adanya.
  • Keseksamaan. Artinya berusaha untuk menghindari diri dari kesalahan atau kehilafan betapapun kecilnya.
  • Kesistematisan. Artinya semua yang dikemukakan disusun menurut urutan yang memperlihatkan kesinambungan.
  • Ketuntasan. Artinya segi masalah dikupas secara mendalam dan selengkap-lengkapnya.
Macam – macam karangan ilmiahAda berbagai macam karngan ilmiah, berikut diantaranya :
  • Laporan penelitian adalah laporan yang ditulis berdasarkan penelitian. Misalnya laporan penelitian yang didanai oleh Fakultas dan Universitas, laporan ekskavasi arkeologis yang dibiayai oleh Departemen Kebudayaan, dsb.
  • Skripsiadalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik sarjana strata satu (Si).
  • Tesis adalah tulisan ilmiah untuk mendapatkan gelar akademik strata dua (S2), yaitu Master.
  • Disertasi adalah tulisan ilmiah untuk mendapat gelar akademik strata tiga (S3), yaitu Doktor.
  • Surat pembacaadalah surat yang berisi kritik dan tanggapan terhadap isi suatu tulisan ilmiah.
  • Laporan kasus adalah tulisan mengenai kasus-kasus yang ada yang dilandasi dengan teori.



  • Karangan Non Ilmiah
Karya non-ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari, bersifat subyektif, tidak didukung fakta umum, dan biasanya menggunakan gaya bahasa yang popular atau biasa digunakan (tidak terlalu formal).
Ciri-ciri karya tulis non-ilmiah, yaitu:

· Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
· Fakta yang disimpulkan subyektif,
· Gaya bahasa konotatif dan populer,
· Tidak memuat hipotesis,
· Penyajian dibarengi dengan sejarah,
· Bersifat imajinatif,
· Situasi didramatisir,
· Bersifat persuasif.
· Tanpa dukungan bukti
Jenis-jenis yang termasuk karya non-ilmiah, yaitu:
· Dongeng
· Cerpen
· Novel
· Drama
· Roman.


  • Karangan Semi Ilmiah/Karangan Ilmiah Populer
Karya tulis semi ilmiah merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan yang ditulis dengan bahasa konkret dan formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan kebenarannya. Karya tulis ini juga merupakan sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannya tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering dimasukkan dalam kary tulis ini. Karya tulis semi ilmiah biasanya digunakan dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen.Ciri-ciri karangan ilmiah popular:

a ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b fakta yang disimpulkan subyektif,
c gaya bahasa formal dan popular,
d mementingkan diri penulis,
e melebihkan-lebihkan sesuatu,
f usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g bersifat persuasif.

Contoh Karangan Ilmiah Popular

Bentuk karangan semiilmiah atau ilmiah popular yaitu artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku. berikut adalah resensi buku berupa apresiasi berupa apresiasi terhadap sebuah karya sastra. Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga. Klasifikasi pembuatan resensi buku nonilmiah seperti puisi dan novel yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, dan apresiasi.

a ditulis berdasarkan fakta pribadi,
b fakta yang disimpulkan subyektif,
c gaya bahasa formal dan popular,
d mementingkan diri penulis,
e melebihkan-lebihkan sesuatu,
f usulan-usulan bersifat argumentatif, dan
g bersifat persuasif.


Contoh Karangan Ilmiah Popular
Bentuk karangan semiilmiah atau ilmiah popular yaitu artikel, editorial, opini, tips, dan resensi buku. berikut adalah resensi buku berupa apresiasi berupa apresiasi terhadap sebuah karya sastra. Resensi buku adalah bentuk kombinasi antara uraian, ringkasan, dan kritik objektif terhadap sebuah buku. Klasifikasi pembuatan resensi buku ilmiah yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, apresiasi, dan praduga. Klasifikasi pembuatan resensi buku nonilmiah seperti puisi dan novel yaitu ringkasan, deskripsi, kritik, dan apresiasi.




Sumber : Sini gan!
              Sini lagi
              Mampir!
              Yuk sini gan!

Penalaran


BAB I

Pendahuluan


Penalaran yaitu proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan jumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap yang benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.
Dalam penalaran, proposisi dijadikan sebagai dasar penyimpulan yang disebut denganpremis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut konklusi (consequence). Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi.
Dalam pertemuan sebelumnya kita telah membahas dan mendiskusikan tentang dasar dalam proses penalaran sebagai landasan berargumentasi yang meliputi inferensi, implikasi, evidensi serta cara untuk menilai fakta dan evidensi dalam berargumentasi. Maka kini akan dibahas mengenai proposisi yang lebih terperinci sebagai sebuah landasan dalam menyusun kesimpulan yang dapat diterima oleh akal sehat. Dijelaskan mengenai beberapa macam corak penalaran yang dipakai sebagai alat argumentasi. Secara garis besar makalah ini membahas tentang berpikir induktif dan deduktif.
Wujud Evidensi merupakan semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua informasi, atau autoritas yang dihubungkan untuk membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh digabung dengan apa yang dikenal sebagai pernyataan atau penegasan. Dalam wujud yang paling rendah evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Inferensi merupakan suatu proses untuk menghasilkan informasi dari fakta yang diketahui. Inferensi adalah konklusi logis atau implikasi berdasarkan informasi yang tersedia. Dalam sistem pakar, proses inferensi dialakukan dalam suatu modul yang disebut inference engine. Ketika representasi pengetahaun pada bagian knowledge base telah lengkap, atau paling tidak telah berada pada level yang cukup akurat, maka representasi pengetahuan tersebut telah siap digunakan.
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu arah atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Proses penalaran yang induktif dapat dibedakan atas bermacam-macam variasi yang akan dijelaskan lebih lanjut yaitu berupa generalisasi, hipotesis dan teori, analogi induktif, kausal, dan sebagainya.
Deduksi merupakan suatu proses berpikir (penalaran) yang bertolak dari suatu proposisi yang telah ada menuju kepada proposisi baru yang akan membentuk kesimpulan. Dalam induksi, untuk menarik kesimpulan, maka penulis harus mengumpulkan bahan – bahan atau fakta – fakta terlebih dahulu. Sementara dalam penulisan deduktif penulis tidak perlu mengumpulkan fakta – fakta itu, karena yang diperlukan penulis hanyalah suatu proposisi umum dan proposisi yang bersifat mengidentifikasi suatu peristiwa khusus yang berhubungan dengan proposisi umum tadi. Bila identifikasi yang dilakukan benar dan proposisinya benar,maka dapat diharapkan bahwa kesimpulannya pun akan benar.


BAB II

ISI


INDUKSI:
Pengertian Induksi:
Induksi adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari satu atau sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan (inferensi). Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Proses penalaran ini mulai bergerak dari penelitian dan evaluasi atas fenomena yang ada, maka disebut sebagai sebuah corak berpikir yang ilmiah karena perlu proses penalaran yang ilmiah dalam penalaran induktif.
Pengertian fenomena sebagai landasan induktif harus diartikan sebagai data maupun sebagai pernyataan-pernyataan yang tentunya bersifat factual. Sehingga induksi dapat berasal dari fenomena yang berbentuk fakta atau berbentuk pernyataan–pernyataan (proposisi-proposisi). Proses penalaran induktif dapat dibedakan lagi atas bermacam-macam variasi yaitu: generalisasi, hipotesa dan teori, analogi induktif, kausal, dll.


DEDUKSI
Pengertian Deduksi:
Kata deduksi berasal dari bahasa latin yang artinya menghantar dari suatu hal ke hal yang lain. Sebagai suatu istilah penalaran, deduksi adalah suatu proses penalaran (berpikir) yang bertolak dari proposisi yang telah ada yang menuju sebuah proposisi baru yang menjadi sebuah kesimpulan. Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Adapun berbagai macam corak berpikir deduktif adalah silogisme kategorial, silogisme hipotesis, silogisme disjungtif, atau silogisme alternative, entimem, rantai deduksi dan sebagainya.

EVIDENSI
Adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.
Dalam wujid yang paling rendah evidensi itu derbentuk data atau informasi. Yang dimaksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang diperoleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data :
Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi. 
Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.


INFERENSI
Adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).
Terdapat 2 jenis metode Inferensi :
1. Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh : Ban motor Susi pecah sedangkan Susi besok ingin pergi ke kampus, tetapi Susi tidak mempunyai uang untuk mengganti ban motor.
kesimpulan : Susi besok tidak pergi ke kampus karena ban motornya pecah.

2. Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ucapan tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.

BAB III

PENUTUP


Kesimpulan
Dalam pembuatan proposisi argumentasi maka digunakan teknik – teknik penalaran dan pengujian data yang ada. Dari dua system yang telah dipaparkan maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bila kita membandingkan penalaran dalam induksi dan penalaran dalam deduksi, maka kesimpulan dari induksi mempunyai kemungkinan kebenaran, dan benar tidaknya proposisi itu tergantung pada kebenaran dari data yang dipergunakan.
Dalam penggunaan metode induksi, untuk membuat suatu kesimpulan penulis harus mengumpulkan data dan fakta yang terkait terlebih dahulu. Semakin banyak dan semakin baik kualitas datanya maka akan semakin mantap kesimpulan yang dihasilkan.

Sumber : Mampir sini gan!

This is me!

Pengikut